Saturday, December 22, 2012

Cerpen Misteri Bahasa Indonesia

Cerpen - Trio Detektif - Misteri Tambang Jebakan Maut




Di salah satu sudut yang agak terpencil dalam pekarangan tempat penimbunan barang bekas yang diperjualbelikan perusahaan The Jones Salvage Yard, tersembunyi di balik tumpukan barang bekas, balok-balok, dan besi tua, terdapat sebuah caravan usang yang sudah tidak terpakai lagi. Karavan itu juga merupakan sebuah kantor perusahaan detektif yang dinamakan Trio Detektif. Grup ini ..... >read more




















Cerpen - Trio Detektif - Misteri Tambang Jebakan Maut

Cerpen - Trio Detektif - Misteri Tambang Jebakan Maut




Di salah satu sudut yang agak terpencil dalam pekarangan tempat penimbunan barang bekas yang diperjualbelikan perusahaan The Jones Salvage Yard, tersembunyi di balik tumpukan barang bekas, balok-balok, dan besi tua, terdapat sebuah caravan usang yang sudah tidak terpakai lagi. Karavan itu juga merupakan sebuah kantor perusahaan detektif yang dinamakan Trio Detektif. Grup ini terdiri dari 3 orang remaja laki-laki. Yang pertama adalah Jupiter Jones atau dipanggil Jupe, yang merupakan pemimpin frup itu. Lalu ada Pete Crenshaw atau dipanggil Pete yang merupakan asisten dan yang paling hebat dalam menarik kesimpulan. Dan yang terakhir ada Bob Andrews atau dipanggil Bob, yang merupakan penulis catatan-catatan Trio Detektif.
Pagi hari Minggu pada awal bulan September Paman Harry, yang merupakan pamannya Jupe, dan anaknya Allie mampir ke perusahaan The Jones Salvage Yard. Dia tinggal di daerah pertambangan di Twin Lakes, New Mexico. Karena sudah lebih dari 10 tahun tidak pergi ke sana, Jupe dan teman-temannya ingin pergi ke sana. Akhirnya dengan susah payah, mereka diijinkan untuk pergi ke sana dengan syarat mereka harus membantu Paman Harry memotong pohon pinus di kebunnya untuk dijadikan pohon natal.
*****
“Selamat datang di tempat yang aman tenteram !” kata Allie sambil meregangkan tubuhnya karena pegal-pegal sehabis perjalanan yang panjang. “Sudah lama sekali aku tidak melakukan perjalanan selama ini,” seru Pete sambil turun daru mobil pick-up Paman Harry. Jupe pun menyusul turun sambil memandang sekitarnya. “Hei, apa itu tambang yang dulu sangat terkenal di daerah ini ?” tanya Jupe sambil menunjuk sebuah lubang besar di dasar bukit tak jauh dari situ. “Ya, dulu, tapi sekarang sudah tidak lagi karena sudah tidak ada apapun lagi yang dapat diambil dari sana,” jawab Allice. “Lalu setelah itu seseorang yang terkenal sebagai penggemar an pengoleksi mobil kuno membeli tambang itu entah untuk apa,” lanjutnya. “Seperti apa orangnya ?” tanya Jupe. “Menurutku dia berwatak culas,” Allie menanggapi. “Sudahlah, jangan berbicara hal yang tidak-tidak mengenainya. Mungkin kau hanya kesal karena pernah diseretnya ketika kepergok menyelinap di tambang,” sambung Paman Harry. Jupe tertawa geli, membayangkan gadis yang cepat tersinggung itu diseret ke luar tambang.
Setelah membereskan peralatan yang mereka bawa, mereka semua makan malam hidangan Magdalena, pengurus rumah tangga Paman Harry. Setelah itu mereka semua pergi ke kamarnya masing-masing  untuk beristirahat.
Jupiter segera memejamkan mata. Detik berikutnya ia sudah terlelap. Tidurnya nyenyak, sedikitpun tak bergerak. Tiba-tiba ia tergugah oleh bunyi sesuatu yang datang dari luar. Bunyi derum samar yang menggema, bergulung-gulung, dan akhirnya lenyap lagi.
“Hei, apakah kalian mendengar itu ?” seru Jupe. Petepun mengerang di tempat tidurnya. Jupe memandang ke luar lalu terdengar bunyi pintu kamar tidur digedor-gedor. “He, kalian juga mendengar itu tadi ?” Ternyata Allie yang datang. Jupe dan dua orang temannya beserta Allie memandang ke luar jendela. “Tadi itu Thurgood ! Aku yakin bunyi tembakan itu datang dari tempat tinggal Thurgood,” bisik Allie. “Bagaimana kamu tahu ?” tanya Pete. “Lihatlah,” jawab Allie sambil menuding ke seberang jalan, ke rumah Nyonya Macomber. “Bunyi tadi membangunkannya. Anjing-anjing juga terbangun dan kita semua terbangun. Tapi Thurgood tidak ! Atau setidaknya dia menyalakan lampu dan pergi ke luar untuk menenangkan anjingnya,” jawab Allie. Tetapi belum sempat Allie meneruskan pembicaraannya, Paman Harry memanggil-manggil dari bawah menyuruh Allie untuk tidur kembali. Allie pun menurut. Jupe, Pete, dan Bob pun kembali tidur.
Malam sudah sangat larut ketika Pete tiba-tiba terbangun. Ada sesuatu bergerak di luar lalu terdengar bunyi berdecit yang putus-putus, seperti benda macet yang digerakan dengan hati-hati.
“Jupe !” bisik Pete dengan suara lirih. “Bob ! Coba dengar itu.” “Ha ? Ada apa ?” jawab Bob. “Ada orang membuka pintu gudang.” Pete cepat-cepat bangun dan langsung keluar. Disusul Jupe dan Bob. Mereka menyelinap pergi ke gudang. Tapi saat tiba di depan gudang, tiba-tiba pintu gudang terbuka dengan cepat, membentur dada Jupe sehingga ia terpelanting. Pete meloncat ke pinggir sementara seseorang bertubuh gempal lari keluar. “Akan kupanggil Sheriff,” kata Bob dan langsung pergi ke dalam rumah. Pete segera menyebrangi pagar dan masuk ke kebun. Ia terdiam mencoba mendengar suara di sekitarnya. Dari kejauhan terdengar bunyi sirine Sheriff yang dipanggil Bob. Saat sudah dekat, sinar mobilnya mulai menerangi kebun Paman Harry. Pete pun melihat seseorang berlari dan dia langsung mengejarnya. Tapi kemudian dilihatnya lengan terangkat, sesuatu yang juga nampak saat itu menyebabkan Pete menjatuhkan diri ke tanah. Orang itu lari lagi, tetapi dilihatnya benda yang tadi berkelebat menyebabkan sebatang pohon kehilangan pucuknya. Pete menegakkan tubuhnya. Tau-tau Jupe sudah ada di sisinya.
“ Parang !” seru Pete. “Orang itu membawa parang ! Nyaris saja kepalaku copot ditebasnya !”
*****
Jupe, Pete, dan Bob ingin melupakan kejadian yang terjadi kemarin malam dengan mulai bekerja keras memanen pohon pinus di kebun Paman Harry. Ketika asik bekerja, Allie muncul dengan kuda Appoloosanya. “Apa kalian mau ikut aku menjelajahi tambang itu ?” tanya Allie. Trio detektif merenung sambil menimbang-nimbang. “Kalian benar-benar payah,” ejek Allie. “Baiklah tetap saja di situ,” lanjutnya. “Tunggu ! Aku ikut !” seru Jupe. “Bagus ! Bagaimana dengan kalian ?” kata Allie kepada Pete dan Bob. “Yah jika Jupe sudah memutuskan sesuatu, tidak ada yang dapat menghalanginya. Aku ikut aja. Lagipula tidak akan seburuk itu,” jawab Pete. “Baiklah ! Aku juga ikut,” seru Bob.
Mereka pun pergi ke tambang itu. Keberuntungan berada di pihak mereka. Blesteran anjing pemburu jenis Labrador dan anjing gembala Jerman milik Thurgood sedang tertidur lelap. Mereka pun bergegas melewati pagar dan langsung masuk ke tambang. Sinar matahari mulai redup dan hanya terlihat sinar dari senter mereka saja. Setelah 50 meter, terowongan bercabang dua. Allie menuju ke arah kiri. Anak-anak yang lain mengikutinya. Setelah berjalan cukup lama, tiba-tiba ada cahaya dalam lorong di belakang mereka. “Sedang apa kalian di sini ?” kata seseorang dengan nada marah. Anak-anak tahu itu adalah Thurgood. Tapi Allie tetap berjalan. Tiba-tiba, anak-anak mendengar bunyi senter terlepas dari tangan Allie, membentur batu. Terdengar bunyi kaca pecah. Di ujung lorong samping yang dimasukinya, Allie menjerit. Ia menjerit, menjerit, dan terus menjerit.
*****
Sheriff memeriksa dengan cermat mayat yang ditemukan Allie di dalam sebuh lubang di dalam tambang.  Orang tersebut bernama Gilbert Morgan yang hilang 5 tahun lalu. Ia juga merupakan buronan karena telah melakukan perampokan bersenjata.
Anak-anak pun berusaha mencari tahu informasi tentang orang itu. Mereka ingin mencari dengan melihat Koran terbitan sekitar daerah itu 5 tahun yang lalu. Untuk itu mereka pergi ke rumah Nyonya Macomber.
Saat tiba di sana, Nyonya Macomber sedang membereskan barang-barang belanjaannya. “Nah, kebetulan sekali, maukah salah satu dari kalian membantuku membawa ini ke dalam ? Simpan saja di meja di dapur,” pinta Nyonya Macomber. Pete yang mempunyai jiwa tolong-menolong segera membantu Nyonya Macomber. Lalu mereka pun bercakap-cakap sebentar. Di akhir pembicaraan Bob menanyakan apakah nyonya Macomber mempunyai Koran 5 tahun lalu. Nyonya Macomber mengatakan bahwa ia punya dan mereka semua bergegas ke dalam. Tetapi ada suatu keanehan. Saat akan mengambil Koran di lemari di dapur, makanan dan beberapa kaleng bir menghilang. Nyonya Macomber pun panik dan dibanti anak-anak memeriksa seisi rumah untuk mencari sang pencuri. Tetapi anehnya tidak ditemukan tanda-tanda seorang pencuri. Akhirnya Nyonya Macomber pun menyerah dan Anak-anak kembali ke rumah dengan membawa Koran dari Nyonya Macomber.
Begitu sampai di rumah, Anak-anak lansung mencari-cari informasi tentang Morgan atau pun berita perampokan. Setelah beberapa lama, akhirnya Bob menemukan suatu artikel.

MOBIL BAJA DIRAMPOK
KAWANAN BERTOPENG MELARIKAN $ 250.000 !

Pukul 3 siang hari ini, sebuah mobil berlapis baja milik perusahaan pengangkut uang dan kertas berharga, Securities Transport Corporation, dirampok di depan gedung bank Phoenician Savings and Loan Company di North Indian Head Road. Tiga orang laki-laki memakai topi pemain ski yang dibenamkan sebagai topeng penutup muka serta bersenjata senapan baru yang digergaji larasnya memaksa pengemudi Thomas Serrano dan pengawal Joseph Ardmore masuk ke bagian belakang mobil pengangkut mereka. Setelah mengikat dan meyumbat mulut Serrano dan Ardmore, kawanan perampok melarikan diri dengan membawa surat-surat berharga yang tidak disebutkan nilainya, ditambah uang tunai sebanyak kurang lebih $ 250.000.
Menurut seorang saksi mata yang tidak mau disebut namanya, para perampok masuk ke dalam sebuah mobil sedan merek Chrysler yang diparkir dekat mobil pengangkut yang dirampok, lalu meringkuk di lantai kendaraan itu. Kemudian seorang wanita muncul dari sebuah took alat-alat tulis yang ada di dekat situ. Ia langsung duduk di belakang setir mobil Chrysler yang kemudian dilarikannya ke arah utara. Polisi tidak memperoleh keterangan jelas mengenai cirri-ciri para perampok. Tapi wanita yang membawa mobil dikatakan berumur antara 55 sampai 60 tahun, berpotongan langsing, rambut agak beruban, tinggi sekitar 150-160 cm, dan memakai kalung besar.


“Menurutku Morgan salah satu dari perampok itu dan dia bersembunyi di dalam tambang itu,” kata Pete memecah keheningan. “Dan kemudian dia terjatuh di lubang itu dan tak pernah ditemukan ?” tanya Allie tak percaya. “Bisa saja. Waktu itu kan tambang sudah tidak berfungsi lagi dan kosong sehingga tepat dijadikan tempat persembunyian,” lanjut Pete. “Kau lihat bagian yang menerangkan tentang seorang wanita ?” tanya Jupe. “Ciri-cirinya mirip sekali dengan Nyonya Macomber,” lanjutnya. “Mungkin saja Nyonya Macomber ada sangkut pautnya dengan perampokan itu.”
*****
Keesokan harinya, mereka ingin menanyakan sesuatu kepada Nyonya Macomber. Untuk itu mereka cepat-cepat sarapan dan pergi ke rumah Nyonya Macomber. Mereka mengetuk-ngetuk pintu, tapi tak ada jawaban. Pete pun mendorong pintu dan pintu itu terbuka. “Mungkin ia pergi ke kota dan lupa mengunci pintu,” kata Allie. “Tidak mungkin,” seru Jupe. “Keadaan rumahnya berantakan, piring-piring belum dicuci dan semua pakaiannya sudah dikeluarkan. Ia pasti ingin pergi untuk beberapa lama.” “Atau mungkin …. …. Dia tau kalau kita mencari berita tentang perampokan itu dan tidak sengaja dia melihatnnya sehingga dia kabur. Itu berarti dia anggota kawanan perampok itu.”
*****
Karena penasaran, sore harinya, mereka ingin menyelidiki tambang itu sekali lagi. Merekapun bersiap-siap dan segera pergi ke tambang. Mereka menyelinap masuk dengan mudah karena anjing milik Thurgood tertidur. Tapi tiba-tiba saat hendak masuk ke dalam gua, Pete merasakan sesuatu di pelipis kanannya. Ternyata berdiri satu orang dengan pistol di tangan kanannya. Lalu datang satu orang lagi dari dalam pondok Thurgood. “Gasper, ternyata tidak ada di dalam sana,”katanya. “Mungkin kau harus memeriksanya di dalam tambang itu, Manny,” kata Gasper. Segera Pete sudah dapat menduga apa yang sedang terjadi. Dua orang ini merupakan kawanan perampok yang ingin mencari uang hasil rampokan yang dibawa Morgan. Tapi sebelum Manny sempat masuk ke dalam tambang, tiba-tiba pondok milik Thurgood terbakar dan terdengar suara ledakan.
Tak berapa lama kemudian, terdengar sirine. Ternyata Jupe yang menyebabkan kebakaran itu. Ia menyelinap pergi keluar dan menyirami pondok Thurgood dengan minyak dan bensin, lalu membakarnya. “Itu pasti pemadam kebakaran dan Sheriff,” kata Gasper. “Kita harus segera pergi. Hei, kau yang perempuan ! Cepat naik ke mobil !” lanjutnya pada Allie sambil mengacungkan pistol padanya. “Kau yang berbaju hijau juga cepat naik ke dalam mobil,” kata Manny pada Pete. Pete pun segera masuk ke dalam mobil. “Menuju kea rah mana jalan itu ?” tanya Gasper pada Jupe. “Setahuku jalan itu mengarah ke desa kecil yang sudah tak berpenghuni atau ke gurun di belakang bukit,” jawab Jupe. “Baiklah, kita harus cepat, Manny.” Mereka pun segera pergi dan menghilang di kegelapan. Tak berselang lama, Sheriff dan petugas pemadam kebakaran tiba.
“Apa yang terjadi ?” tanyanya pada Jupe dan Bob. “Tadi ada 2 orang masuk dan menyusup ke sini. Mereka bersenjata. Untuk itu Jupe diam-diam menyelinap dan membakar pondok agar ada seseorang yang ke sini,” jawab Bob. “Mereka membawa Allie dan teman kami Pete. Mereka menuju ke sana,” lanjutnya sambil menunjuk sebuah jalan kecil di belakang pondok Thurgood. “Kalau begitu kita harus bergega. Sepertinya helicopter akan tiba sejam lagi,” kata Sheriff. “Sebaiknya secepatnya, atau kita tak akan melihat Pete dan Allie lagi.”
*****
Allie dan Pete duduk dengan berkeringat. Sekarang mereka sudah berada di Hambone, di desa kecil yang tidak berpenghuni. “Belok ke kiri di depan,” kata Gasper pada Manny. “Tapi itu kan ke gurun,” kata Allie menyela pembicaraan. “Kita tak punya pilihan. Sebentar lagi Sheriff pasti akan tiba di sini.” Mereka pun berbelok ke kiri dan berkendara selama 2 jam, di gurun yang luas hingga kehabisan bensin.
*****
“Santai saja. Anggap ini lift yang bergerak dari kiri ke kanan,” kata Jim, pilot helikopter, pada Jupe yang duduk dengan muka tegang. Helikopter mulai merendah dan mencari-cari mobil yang dipakai para perampok di desa kecil yang bernama Hambone. Tapi mereka tidak menemukannya. “Jangan-jangan mereka nekat pergi ke gurun. Baiklah, kita jelajahi gurun itu bersama helikopter bantuan,” kata Sheriff.
*****
“Sial ! Kenapa bisa habis ?” kata Gasper. “Kalau begitu kita lanjutkan dengan berjalan kaki,” lanjutnya. “Tidak mau ! Aku tidak mau mati di padang gurun. Aku akan tetap tinggal di sini !” bantah Allie. “Aaarghh. Baiklah. Nanti juga kau akan mati jika tinggal di sini,” kata Manny. Mereka pun pergi sedangkan Allie dan Pete tetap berada dalam mobil. “Aku penasaran apakah ada air di mobil ini,” kata Bob. Mereka berdua segera mencarinya di seluruh bagian mobil, tapi tak menemukan air untuk diminum. Mereka menyerah dan berbaring di kolong mobil. Tak lama, terdengar bunyi baling-baling helikopter. “Hei, kau dengar itu ?” tanya Allie. “Itu mereka !” seru Pete. Mereka pun keluar dari kolong mobil dan segera mencari-cari asal bunyi tersebut. Mereka melihatnya di kejauhan dan segera melambai-lambai. Helikopter itupun mulai mendarat. “Kau baik-baik saja?” tanya Sheriff pada Allie dan Pete. “Yah, lumayan. Tidak terlalu buruk,” jawab Pete. “Perampok itu pergi ke sana dengan berjalan kaki,” kata Allie. “Baiklah, aku akan panggil helikopter bantuan ke sini untuk menjemput kalian. Sementara aku sendiri akan mencari dan menangkap penjahat itu,” kata Sheriff.
*****
Sejam kemudian mereka semua sudah kembali ke Twin Lakes. Sheriff membawa Manny dan Gasper untuk dipenjara sementara Jupe menjelaskan dan menceritakan apa yang terjadi. Setelah itu mereka bertiga, Trio Detektif, kembali menjalani liburannya di Rumah Paman Harry di Twin Lakes.



By : Joshua Lauwrich N / IXA / 7
                                                                                                                                                                    SMPK 5 BPK PENABUR