Di salah satu sudut yang agak terpencil dalam pekarangan tempat
penimbunan barang bekas yang diperjualbelikan perusahaan The Jones Salvage
Yard, tersembunyi di balik tumpukan barang bekas, balok-balok, dan besi tua,
terdapat sebuah caravan usang yang sudah tidak terpakai lagi. Karavan itu juga
merupakan sebuah kantor perusahaan detektif yang dinamakan Trio Detektif. Grup
ini terdiri dari 3 orang remaja laki-laki. Yang pertama adalah Jupiter Jones
atau dipanggil Jupe, yang merupakan pemimpin frup itu. Lalu ada Pete Crenshaw
atau dipanggil Pete yang merupakan asisten dan yang paling hebat dalam menarik
kesimpulan. Dan yang terakhir ada Bob Andrews atau dipanggil Bob, yang
merupakan penulis catatan-catatan Trio Detektif.
Pagi hari Minggu pada awal bulan September Paman Harry, yang merupakan
pamannya Jupe, dan anaknya Allie mampir ke perusahaan The Jones Salvage Yard.
Dia tinggal di daerah pertambangan di Twin Lakes, New Mexico. Karena sudah
lebih dari 10 tahun tidak pergi ke sana, Jupe dan teman-temannya ingin pergi ke
sana. Akhirnya dengan susah payah, mereka diijinkan untuk pergi ke sana dengan
syarat mereka harus membantu Paman Harry memotong pohon pinus di kebunnya untuk
dijadikan pohon natal.
*****
“Selamat datang di tempat yang aman tenteram !” kata Allie sambil
meregangkan tubuhnya karena pegal-pegal sehabis perjalanan yang panjang. “Sudah
lama sekali aku tidak melakukan perjalanan selama ini,” seru Pete sambil turun
daru mobil pick-up Paman Harry. Jupe pun menyusul turun sambil memandang
sekitarnya. “Hei, apa itu tambang yang dulu sangat terkenal di daerah ini ?”
tanya Jupe sambil menunjuk sebuah lubang besar di dasar bukit tak jauh dari
situ. “Ya, dulu, tapi sekarang sudah tidak lagi karena sudah tidak ada apapun
lagi yang dapat diambil dari sana,” jawab Allice. “Lalu setelah itu seseorang
yang terkenal sebagai penggemar an pengoleksi mobil kuno membeli tambang itu
entah untuk apa,” lanjutnya. “Seperti apa orangnya ?” tanya Jupe. “Menurutku
dia berwatak culas,” Allie menanggapi. “Sudahlah, jangan berbicara hal yang
tidak-tidak mengenainya. Mungkin kau hanya kesal karena pernah diseretnya
ketika kepergok menyelinap di tambang,” sambung Paman Harry. Jupe tertawa geli,
membayangkan gadis yang cepat tersinggung itu diseret ke luar tambang.
Setelah membereskan peralatan yang mereka bawa, mereka semua makan
malam hidangan Magdalena, pengurus rumah tangga Paman Harry. Setelah itu mereka
semua pergi ke kamarnya masing-masing
untuk beristirahat.
Jupiter segera memejamkan mata. Detik berikutnya ia sudah terlelap.
Tidurnya nyenyak, sedikitpun tak bergerak. Tiba-tiba ia tergugah oleh bunyi
sesuatu yang datang dari luar. Bunyi derum samar yang menggema,
bergulung-gulung, dan akhirnya lenyap lagi.
“Hei, apakah kalian mendengar itu ?” seru Jupe. Petepun mengerang di
tempat tidurnya. Jupe memandang ke luar lalu terdengar bunyi pintu kamar tidur
digedor-gedor. “He, kalian juga mendengar itu tadi ?” Ternyata Allie yang datang.
Jupe dan dua orang temannya beserta Allie memandang ke luar jendela. “Tadi itu
Thurgood ! Aku yakin bunyi tembakan itu datang dari tempat tinggal Thurgood,”
bisik Allie. “Bagaimana kamu tahu ?” tanya Pete. “Lihatlah,” jawab Allie sambil
menuding ke seberang jalan, ke rumah Nyonya Macomber. “Bunyi tadi
membangunkannya. Anjing-anjing juga terbangun dan kita semua terbangun. Tapi
Thurgood tidak ! Atau setidaknya dia menyalakan lampu dan pergi ke luar untuk
menenangkan anjingnya,” jawab Allie. Tetapi belum sempat Allie meneruskan
pembicaraannya, Paman Harry memanggil-manggil dari bawah menyuruh Allie untuk
tidur kembali. Allie pun menurut. Jupe, Pete, dan Bob pun kembali tidur.
Malam sudah sangat larut ketika Pete tiba-tiba terbangun. Ada sesuatu
bergerak di luar lalu terdengar bunyi berdecit yang putus-putus, seperti benda
macet yang digerakan dengan hati-hati.
“Jupe !” bisik Pete dengan suara lirih. “Bob ! Coba dengar itu.” “Ha ?
Ada apa ?” jawab Bob. “Ada orang membuka pintu gudang.” Pete cepat-cepat bangun
dan langsung keluar. Disusul Jupe dan Bob. Mereka menyelinap pergi ke gudang.
Tapi saat tiba di depan gudang, tiba-tiba pintu gudang terbuka dengan cepat,
membentur dada Jupe sehingga ia terpelanting. Pete meloncat ke pinggir
sementara seseorang bertubuh gempal lari keluar. “Akan kupanggil Sheriff,” kata
Bob dan langsung pergi ke dalam rumah. Pete segera menyebrangi pagar dan masuk
ke kebun. Ia terdiam mencoba mendengar suara di sekitarnya. Dari kejauhan
terdengar bunyi sirine Sheriff yang dipanggil Bob. Saat sudah dekat, sinar
mobilnya mulai menerangi kebun Paman Harry. Pete pun melihat seseorang berlari
dan dia langsung mengejarnya. Tapi kemudian dilihatnya lengan terangkat,
sesuatu yang juga nampak saat itu menyebabkan Pete menjatuhkan diri ke tanah.
Orang itu lari lagi, tetapi dilihatnya benda yang tadi berkelebat menyebabkan
sebatang pohon kehilangan pucuknya. Pete menegakkan tubuhnya. Tau-tau Jupe
sudah ada di sisinya.
“ Parang !” seru Pete. “Orang itu membawa parang ! Nyaris saja kepalaku
copot ditebasnya !”
*****
Jupe, Pete, dan Bob ingin melupakan kejadian yang terjadi kemarin malam
dengan mulai bekerja keras memanen pohon pinus di kebun Paman Harry. Ketika
asik bekerja, Allie muncul dengan kuda Appoloosanya. “Apa kalian mau ikut aku
menjelajahi tambang itu ?” tanya Allie. Trio detektif merenung sambil
menimbang-nimbang. “Kalian benar-benar payah,” ejek Allie. “Baiklah tetap saja
di situ,” lanjutnya. “Tunggu ! Aku ikut !” seru Jupe. “Bagus ! Bagaimana dengan
kalian ?” kata Allie kepada Pete dan Bob. “Yah jika Jupe sudah memutuskan
sesuatu, tidak ada yang dapat menghalanginya. Aku ikut aja. Lagipula tidak akan
seburuk itu,” jawab Pete. “Baiklah ! Aku juga ikut,” seru Bob.
Mereka pun pergi ke tambang itu. Keberuntungan berada di pihak mereka.
Blesteran anjing pemburu jenis Labrador dan anjing gembala Jerman milik
Thurgood sedang tertidur lelap. Mereka pun bergegas melewati pagar dan langsung
masuk ke tambang. Sinar matahari mulai redup dan hanya terlihat sinar dari
senter mereka saja. Setelah 50 meter, terowongan bercabang dua. Allie menuju ke
arah kiri. Anak-anak yang lain mengikutinya. Setelah berjalan cukup lama,
tiba-tiba ada cahaya dalam lorong di belakang mereka. “Sedang apa kalian di
sini ?” kata seseorang dengan nada marah. Anak-anak tahu itu adalah Thurgood.
Tapi Allie tetap berjalan. Tiba-tiba, anak-anak mendengar bunyi senter terlepas
dari tangan Allie, membentur batu. Terdengar bunyi kaca pecah. Di ujung lorong
samping yang dimasukinya, Allie menjerit. Ia menjerit, menjerit, dan terus
menjerit.
*****
Sheriff memeriksa dengan cermat mayat yang ditemukan Allie di dalam
sebuh lubang di dalam tambang. Orang
tersebut bernama Gilbert Morgan yang hilang 5 tahun lalu. Ia juga merupakan
buronan karena telah melakukan perampokan bersenjata.
Anak-anak pun berusaha mencari tahu informasi tentang orang itu. Mereka
ingin mencari dengan melihat Koran terbitan sekitar daerah itu 5 tahun yang
lalu. Untuk itu mereka pergi ke rumah Nyonya Macomber.
Saat tiba di sana, Nyonya Macomber sedang membereskan barang-barang
belanjaannya. “Nah, kebetulan sekali, maukah salah satu dari kalian membantuku
membawa ini ke dalam ? Simpan saja di meja di dapur,” pinta Nyonya Macomber.
Pete yang mempunyai jiwa tolong-menolong segera membantu Nyonya Macomber. Lalu
mereka pun bercakap-cakap sebentar. Di akhir pembicaraan Bob menanyakan apakah
nyonya Macomber mempunyai Koran 5 tahun lalu. Nyonya Macomber mengatakan bahwa
ia punya dan mereka semua bergegas ke dalam. Tetapi ada suatu keanehan. Saat
akan mengambil Koran di lemari di dapur, makanan dan beberapa kaleng bir
menghilang. Nyonya Macomber pun panik dan dibanti anak-anak memeriksa seisi
rumah untuk mencari sang pencuri. Tetapi anehnya tidak ditemukan tanda-tanda
seorang pencuri. Akhirnya Nyonya Macomber pun menyerah dan Anak-anak kembali ke
rumah dengan membawa Koran dari Nyonya Macomber.
Begitu sampai di rumah, Anak-anak lansung mencari-cari informasi
tentang Morgan atau pun berita perampokan. Setelah beberapa lama, akhirnya Bob
menemukan suatu artikel.
MOBIL BAJA DIRAMPOK
KAWANAN BERTOPENG MELARIKAN $ 250.000 !
Pukul 3 siang hari ini, sebuah mobil berlapis baja milik perusahaan
pengangkut uang dan kertas berharga, Securities Transport Corporation, dirampok
di depan gedung bank Phoenician Savings and Loan Company di North Indian Head
Road. Tiga orang laki-laki memakai topi pemain ski yang dibenamkan sebagai
topeng penutup muka serta bersenjata senapan baru yang digergaji larasnya
memaksa pengemudi Thomas Serrano dan pengawal Joseph Ardmore masuk ke bagian
belakang mobil pengangkut mereka. Setelah mengikat dan meyumbat mulut Serrano
dan Ardmore, kawanan perampok melarikan diri dengan membawa surat-surat
berharga yang tidak disebutkan nilainya, ditambah uang tunai sebanyak kurang
lebih $ 250.000.
Menurut seorang saksi mata yang tidak mau disebut namanya, para perampok
masuk ke dalam sebuah mobil sedan merek Chrysler yang diparkir dekat mobil
pengangkut yang dirampok, lalu meringkuk di lantai kendaraan itu. Kemudian
seorang wanita muncul dari sebuah took alat-alat tulis yang ada di dekat situ.
Ia langsung duduk di belakang setir mobil Chrysler yang kemudian dilarikannya
ke arah utara. Polisi tidak memperoleh keterangan jelas mengenai cirri-ciri
para perampok. Tapi wanita yang membawa mobil dikatakan berumur antara 55
sampai 60 tahun, berpotongan langsing, rambut agak beruban, tinggi sekitar
150-160 cm, dan memakai kalung besar.
“Menurutku Morgan salah satu dari perampok itu dan dia bersembunyi di
dalam tambang itu,” kata Pete memecah keheningan. “Dan kemudian dia terjatuh di
lubang itu dan tak pernah ditemukan ?” tanya Allie tak percaya. “Bisa saja.
Waktu itu kan tambang sudah tidak berfungsi lagi dan kosong sehingga tepat
dijadikan tempat persembunyian,” lanjut Pete. “Kau lihat bagian yang
menerangkan tentang seorang wanita ?” tanya Jupe. “Ciri-cirinya mirip sekali
dengan Nyonya Macomber,” lanjutnya. “Mungkin saja Nyonya Macomber ada sangkut
pautnya dengan perampokan itu.”
*****
Keesokan harinya, mereka ingin menanyakan sesuatu kepada Nyonya
Macomber. Untuk itu mereka cepat-cepat sarapan dan pergi ke rumah Nyonya
Macomber. Mereka mengetuk-ngetuk pintu, tapi tak ada jawaban. Pete pun
mendorong pintu dan pintu itu terbuka. “Mungkin ia pergi ke kota dan lupa
mengunci pintu,” kata Allie. “Tidak mungkin,” seru Jupe. “Keadaan rumahnya
berantakan, piring-piring belum dicuci dan semua pakaiannya sudah dikeluarkan.
Ia pasti ingin pergi untuk beberapa lama.” “Atau mungkin …. …. Dia tau kalau
kita mencari berita tentang perampokan itu dan tidak sengaja dia melihatnnya
sehingga dia kabur. Itu berarti dia anggota kawanan perampok itu.”
*****
Karena penasaran, sore harinya, mereka ingin menyelidiki tambang itu
sekali lagi. Merekapun bersiap-siap dan segera pergi ke tambang. Mereka menyelinap
masuk dengan mudah karena anjing milik Thurgood tertidur. Tapi tiba-tiba saat
hendak masuk ke dalam gua, Pete merasakan sesuatu di pelipis kanannya. Ternyata
berdiri satu orang dengan pistol di tangan kanannya. Lalu datang satu orang
lagi dari dalam pondok Thurgood. “Gasper, ternyata tidak ada di dalam
sana,”katanya. “Mungkin kau harus memeriksanya di dalam tambang itu, Manny,”
kata Gasper. Segera Pete sudah dapat menduga apa yang sedang terjadi. Dua orang
ini merupakan kawanan perampok yang ingin mencari uang hasil rampokan yang
dibawa Morgan. Tapi sebelum Manny sempat masuk ke dalam tambang, tiba-tiba
pondok milik Thurgood terbakar dan terdengar suara ledakan.
Tak berapa lama kemudian, terdengar sirine. Ternyata Jupe yang
menyebabkan kebakaran itu. Ia menyelinap pergi keluar dan menyirami pondok
Thurgood dengan minyak dan bensin, lalu membakarnya. “Itu pasti pemadam
kebakaran dan Sheriff,” kata Gasper. “Kita harus segera pergi. Hei, kau yang
perempuan ! Cepat naik ke mobil !” lanjutnya pada Allie sambil mengacungkan
pistol padanya. “Kau yang berbaju hijau juga cepat naik ke dalam mobil,” kata
Manny pada Pete. Pete pun segera masuk ke dalam mobil. “Menuju kea rah mana
jalan itu ?” tanya Gasper pada Jupe. “Setahuku jalan itu mengarah ke desa kecil
yang sudah tak berpenghuni atau ke gurun di belakang bukit,” jawab Jupe.
“Baiklah, kita harus cepat, Manny.” Mereka pun segera pergi dan menghilang di
kegelapan. Tak berselang lama, Sheriff dan petugas pemadam kebakaran tiba.
“Apa yang terjadi ?” tanyanya pada Jupe dan Bob. “Tadi ada 2 orang
masuk dan menyusup ke sini. Mereka bersenjata. Untuk itu Jupe diam-diam
menyelinap dan membakar pondok agar ada seseorang yang ke sini,” jawab Bob.
“Mereka membawa Allie dan teman kami Pete. Mereka menuju ke sana,” lanjutnya
sambil menunjuk sebuah jalan kecil di belakang pondok Thurgood. “Kalau begitu
kita harus bergega. Sepertinya helicopter akan tiba sejam lagi,” kata Sheriff.
“Sebaiknya secepatnya, atau kita tak akan melihat Pete dan Allie lagi.”
*****
Allie dan Pete duduk dengan berkeringat. Sekarang mereka sudah berada
di Hambone, di desa kecil yang tidak berpenghuni. “Belok ke kiri di depan,”
kata Gasper pada Manny. “Tapi itu kan ke gurun,” kata Allie menyela
pembicaraan. “Kita tak punya pilihan. Sebentar lagi Sheriff pasti akan tiba di
sini.” Mereka pun berbelok ke kiri dan berkendara selama 2 jam, di gurun yang
luas hingga kehabisan bensin.
*****
“Santai saja. Anggap ini lift yang bergerak dari kiri ke kanan,” kata
Jim, pilot helikopter, pada Jupe yang duduk dengan muka tegang. Helikopter
mulai merendah dan mencari-cari mobil yang dipakai para perampok di desa kecil
yang bernama Hambone. Tapi mereka tidak menemukannya. “Jangan-jangan mereka
nekat pergi ke gurun. Baiklah, kita jelajahi gurun itu bersama helikopter bantuan,”
kata Sheriff.
*****
“Sial ! Kenapa bisa habis ?” kata Gasper. “Kalau begitu kita lanjutkan
dengan berjalan kaki,” lanjutnya. “Tidak mau ! Aku tidak mau mati di padang
gurun. Aku akan tetap tinggal di sini !” bantah Allie. “Aaarghh. Baiklah. Nanti
juga kau akan mati jika tinggal di sini,” kata Manny. Mereka pun pergi
sedangkan Allie dan Pete tetap berada dalam mobil. “Aku penasaran apakah ada
air di mobil ini,” kata Bob. Mereka berdua segera mencarinya di seluruh bagian
mobil, tapi tak menemukan air untuk diminum. Mereka menyerah dan berbaring di
kolong mobil. Tak lama, terdengar bunyi baling-baling helikopter. “Hei, kau
dengar itu ?” tanya Allie. “Itu mereka !” seru Pete. Mereka pun keluar dari
kolong mobil dan segera mencari-cari asal bunyi tersebut. Mereka melihatnya di
kejauhan dan segera melambai-lambai. Helikopter itupun mulai mendarat. “Kau
baik-baik saja?” tanya Sheriff pada Allie dan Pete. “Yah, lumayan. Tidak
terlalu buruk,” jawab Pete. “Perampok itu pergi ke sana dengan berjalan kaki,”
kata Allie. “Baiklah, aku akan panggil helikopter bantuan ke sini untuk
menjemput kalian. Sementara aku sendiri akan mencari dan menangkap penjahat
itu,” kata Sheriff.
*****
Sejam kemudian mereka semua sudah kembali ke Twin Lakes. Sheriff
membawa Manny dan Gasper untuk dipenjara sementara Jupe menjelaskan dan
menceritakan apa yang terjadi. Setelah itu mereka bertiga, Trio Detektif,
kembali menjalani liburannya di Rumah Paman Harry di Twin Lakes.
By :
Joshua Lauwrich N / IXA / 7
SMPK 5 BPK PENABUR